CO-Paste from Okezone.com
SUKABUMI - Jajaran intelejen Mabes Polri menyegel enam pabrik pupuk palsu yang tersebar di Kampung Batu Ijo, Desa/Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Selain menyita ratusan ton pupuk siap edar, petugas juga mengamankan tiga orang pemilik serta pengelola pabrik, masing masing Ed, Uj dan Ya.
Berdasarkan pantuan di lokasi seluruh pupuk yang diproduksi oleh CV Kujang Putra Pratama itu menggunakan merek dagang Poskha yang diindikasi menyamai produk pupuk ternama Phoncka milik PT Petrokimia. Disamping itu, para pelaku juga memanfaatkan batu alam serta bahan pewarna sebagai bahan dasar pembuatan pupuk.
Kepala Divisi V Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Mabes Polri, Brigadir Jendral Polisi Boy Salamudin menjelaskan peredaran pupuk yang diduga palsu tersebut hingga ke luar pulau Jawa seperti di antaranya, Sumatera, Jambi dan Bengkulu. Pembuatan serta pupuk ini telah berlangsung sejak satu tahun terakhir.
Dijelaskan lebih lanjut, proses penyelidikan terhadap pabrik pupuk ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian terhadap bahan dasar pupuk. Hasil penelitian melalui uji laboratorium itu menunjukan adanya kandungan komponen pupuk palsu. Atas temuan tersebut, tim Mabes Polri yang dipimpin Komisaris Besar Polisi Bahrul Mamaimi melakukan penggerebekan.
"Sampai saat ini baru ada enam pabrik sekaligus gudang yang berhasil diamankan, berikut tiga orang pengelola dan pemilik modalnya. Sementara ratusan pupuk yang diduga palsu ini disita sebagai barang bukti. Kami masih melakukan pengembangan kasus untuk menjaga kemungkinan adanya pabrik sejenis," jelas Boy kepada wartawan, Rabu (10/6/2009).
Boy mengutarakan, tindakan para pelaku ini telah mengancam kelangsungan budidaya tanaman. Pasalnya, pupuk-pupuk yang terbuat dari material bebatuan tersebut beresiko merusak tanaman karena kandungannya yang tidak tepat. Hal ini dapat dijerat Undang-Undang No 8 tahun 1999.
Sementara itu, tersangka Uj mengaku bahan dasar yang digunakannya untuk membuat pupuk-pupuk palsu tersebut berupa Phospat, kapur pertanian dan zionik. "Sejauh ini belum ada petani yang mengeluhkan tanamannya rusak akibat pupuk ini. Karena hal itulah kami memutuskan untuk terus memproduksinya," ungkap Uj.
Keahliannya dalam membuat pupuk itu diperoleh ketika dirinya bekerja sebagai karyawan sebuah produsen pupuk ternama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar