Mutiara Hari Ini

""BANGKITLAH NEGERIKU,INDONESIA. HARAPAN ITU MASIH ADA. BERJUANGLAH BANGSAKU JALAN ITU MASIH TERBENTANG"

AGRONOMIC TRICKS

Bagaimana Agar Efisien Dalam Pemakaian Benih Padi ?

1. Siapkan Lahan semai kira-kira seperduapuluh dari luas areal tanam. Contoh : KAlau lahannya seluas 1000 m2, maka kebutuhan semai benih adalah cukup 50m2.
2. Sebarkan pupuk dasar SP-36 atau pupuk merk lain yang berkomponen inti phospat. Berfungsi untuk memperkuat dan merangsang pertumbuhan akar.
3. Kemudian sebarkan abu dapur/ pasir tipis-tipis di permukaan lahan semai. Dimaksudkan agar tanah tidak bantat, sehingga benih mudah untuk dicabut ketika masih berumur muda.
4. Kemudian sebarkan benih padi dengan kerapatan yang agak lebar ( jarang).
5. Biasanya umur 15-21 hari (bandingkan dengan kebiasaan petani yang cabut benih umur 25-35 hari) setelah sebar benih sudah siap cabut. Jangan terlalu tua,karena akar akan terlanjur menyebar.
6. Tanam satu per satu. Tidak perlu 3 - 5 tanaman perlubang. Sehingga kebutuhan benih lebih hemat.

Selamat mencoba.....


Sabtu, 26 Juli 2008

Si Rakus yang Merugikan



Spodoptera
Bahasa Jawanya "Ulat Grayak". Suka sembunyi di balik tanah. Dan hanya muncul di malam hari sampai dengan matahari bersinar (pagi)
Pada tanama kedele sangat merusak polong. Menyerang tanaman jagung, bawang merah, bawang putih ketika muda. Yang membuat jengkel, tanaman yang diserang terkesan hanya di"patahkan" kemudian ditinggal pergi sembunyi. Dalam semalam, bisa mengakibatkan serangan bahkan sampai >50% kerusakan tanaman. Sangat bahayua bila dibiarkan. Jika disentuh, dia akan melingkar, tidak bergerak pura pura mati.




Pengendalian berdasar pengalaman petani :
A. Pancingan
1. Sediakan bekatul yang telah dicampur/ direndam bersama rendaman zat aktif karbofuran (bisa fduradan 3G, Regent 3G atau yang lain)
2. Sebarkan disekitar baris tanaman, bekatul yang telah diberi pestisida
3. Biasanya sang ulat akan memakan bekatul terlebih dahulu sebelum menyerang tanaman.
B. Spraying tepat waktu
1. Siapkan pestisida yang bersifat kontak dan sistemik
2. Semprot tanaman disaat-saat ulat keluar dari persembunyian di dalam tanah. Bisa sore menjelang maghrib ataupun pagi-pagi buta sesudah subuh.

Jika kedua cara diatas digabungkan masih belum berhasil juga, pakai cara ketiga, yang agak berbau tehnologi dan memerlukan kondisi psikologis yang stabil. Jika kondisi psikologis anda masih labil, cara ini mungkin bisa mengakibatkan cidera :
C. Technology
1. Siapkan Batu Baterei terbaru 2 buah, bisa merk apa saja
2. Bawa batu bateri ke sawah
3. Cari ulat sampai ketemu
4. Setelah ketemu dengan si Grayak, timpuk dan pukul si grayak dengan kedua batu bateri tadi.
Lebih Ringkas dari kedua cara diatas dan....,pasti MATI. Aman lingkungan lagi....hee....he.....

Selamat mencoba, mana yang lebih sesuai dengan kemampuan dan pendidikan anda.......

SEMOGA BERHASIL
Read More......

Senin, 21 Juli 2008

Membuat Alat Pemupukan Palawija Yang EvisienPengalaman dari petani negara tetangga:
1. Sediakan Kantong bekas karung beras 20 kg-an
2. Lubangi salah satu ujung bawahnya kira-kira sebesar pipa paralon 0.5 dim.
3. Masukkan ujung pipa paralon 0.5 dim kedalam ujung karung yang dilubangi tadi
4. Kencangkan dengan tali, ujung paralon yang masuk kedalam karung.
5. Kira-kira 15-20 cm dari ujung kantong yang sudah berparalon, lubangi paralon sebesar ibu jari seperti gambar dibawah

6. Buat tali di mulut kantong, sebagai tambatan kantong ke pundak
7. Isi dengan Pupuk. Gunakan ujung jari untuk menghentikan dan mengalirkan butiran pupuk dengan memasukkan jari ke lubang yang telah dibuat
8. Ok, selamat mencoba, nggak perlu membungkuk-bungkuk untuk aplikasi pupuk pada tanaman palawija.
Read More......

Rabu, 16 Juli 2008

TIPS bagi PETANI PADI

Beberapa saat lalu ketika sedang travelling ke luar daerah, terlihat disepanjang jalan ada satu dua petak sawah yang ditanami padi. Tetapi ada beberapa yang bila dilihat dari tanda-tandanya terdapat serangan penggerek batang. Disinilah saktinya petani kita. Meskipun sang ulat sedang berpesta pora didalam batang padi, sang petani pun dengan gigih terus menyemprot tanamannya dengan pestisida (entah sistemik ataupun kontak). Parahnya lagi, sang ulat sudah resistan dengan pestisida yang sudah menjadi kudapannya sehari-hari. Sang petanipun sudah menduga bahwa panen nya tidak akan sebagus musim lalu. Tapi, tetap saja tanam padi di musim berikutnya. Dan tidak panen lagi. Tanam lagi... Capek deh....

Mungkin tips dari kawan tani saya dari daerah Imogiri DIY ini bisa untuk diterapkan. Penggerek batang yang telah resisten terhadap pestisida dan telah berada di dalam batang padi, akan sulit dibasmi jika sudah besar (berbentuk ulat). Pembasmian yang efektiv adalah ketika masih berbentuk larva/ telur yang baru menetas.

Untuk mengetahui kapan telur itu menetas, tidak perlu mengundang DR. IAN MALCOLM (ahli matematika di LOST WORLD " JURASSIC PARK"). Cukup pantau lapangan (sawah). Ketika sudah ada kupu-kupu kuning berterbangan disekitar tanaman padi, amati di daun padinya. Jika sudah ditemukan semacam kapas putih yang menempel di daun, ambil satu sekaligus daunnya, dan bawa pulang. Masukkan gelas kosong, tutup pakai kain. Tunggu sampai telur yang ada di dalam serat yang seperti kapas menetas. Ketika telur menetas, banyak larva kecil merayap didalam gelas, saat itulah telur-teluir lain yang ada di sawah juga menetas. ITULAH SAAT YANG TEPAT UNTUK MENGENDALIKAN PENGGEREK BATANG YANG MASIH. BERBENTUK LARVA. SPRAYING..!

Mungkin, bisa dicoba, bapak tani, ibu tani, dan si tani silahkan..... Read More......

Dari Gus Mus Corner

Suara Hati, Sabda Insani

Oleh: Muhammad Soffa Ihsan

Ada sebuah ungkapan yang dikenal di kalangan orang-orang kerohanian, bahwa di dalam diri manusia ada “ruang kosong” yang harus kita isi dengan hal-hal yang baik. Jika kita tidak mengisinya dengan hal-hal yang baik, maka ruang kosong itu, otomatis akan diisi dengan hal-hal yang buruk.

Ibarat sebuah roda, ruang kosong itu adalah yang menjadikannya sebagai roda. Ruang kosong itulah yang menjadikan kita berarti secara spiritual sebagai manusia. Itulah hati nurani atau suarahati!

Apa yang berkaitan dan sering dibicarakan sebagai "suara hati" (conscience) ini dalam Islam digambarkan dengan berbagai nama, qalb, fu`âd, lûbb, sirr, `aql, dan sebagainya, yang semuanya berhubungan dengan pengertian kesadaran, atau biasa disebut dalam wacana Islam sebagai "hati" (qalb, kalbu) saja. Kata “qalb” berasal dari kata qalaba yang artinya "membalik" atau berpotensi bolak-balik. Suatu saat merasa senang, dan di saat lain merasa susah, di suatu saat menerima, di saat lain meolak. Sehingga, hati seringkali tidak konsisten, sehingga dibutuhkanlah cahaya Ilahi (maka disebut "hati-nurani", hati yang bercahaya). Hati bisa "bolak-balik" sebab, kadangkala ia menerima bisikan malaikat (lammah malakîyah), kadangkala bisikan setan (lammah syaithânîyah), kadangkala bisikan nafsunya sendiri.
Walaupun kata "hati" ini barangkali kurang mengena bagi orang-orang modern dewasa ini yang terbiasa dengan wacana ilmu pengetahuan yang rasional, tetapi asing dengan istilah-istilah metafor, seperti "hati" yang lebih banyak merupakan tamsil dari ilmu-ilmu kearifan, tetapi justru inti ajaran agama yang membawa manusia pada moralitas luhur (akhlâq al-karîmah) ada dalam wacana suara hati ini.

Imam al-Ghazali membahas soal suara hati ini dalam salah satu babnya dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din yang sangat terkenal. Pembahasan al-Ghazali tentang hati dalam kitab tersebut, dapat dibandingkan dengan pembahasan tentang “Kecerdasan Emosi” (Emotional Intelligence) dalam psikologi kontemporer. Al-Ghazali menjelaskan “hati” sebagai acuan yang harus dikembangkan dalam pencapaian kehidupan rohani. Bahkan, ia menafsirkan hati sebagai esensi dari kemanusiaan itu sendiri. Ia membandingkan hati dengan sebuah kaca yang mencerminkan segala sesuatu di sekelilingnya. Jika hati ada dalam situasi yang kacau, di mana akal-budi (`aql), yakni potensi yang dapat mengembangkan suara hati ini ditaklukkan dan tak dikenali, maka hati menjadi “mendung dan gelap”.

Sebaliknya, jika keseimbangan yang benar ditegakkan, kaca hati tersebut akan mencerminkan kecemerlangan bidang rohani, dan dengan demikian terbukalah sifat-sifat langit, dan terpantullah akhlak Allah. Sesuai dengan Hadits Nabi, “Hiasilah dirimu dengan akhlak Allah”. Melalui dzikir kepada Allah, dan terhiasinya sifat-sifat positif dari akhlak-Nya, maka suara hati ini (kesadaran moral) pun mencapai apa yang dalam agama disebut “jiwa yang tenang” (nafs al-muthmainnah) yang membuka pintu bagi kedekatan kepada Allah. Sehingga, hati menjadi tempat bagi ingatan akan Allah, dan jadilah hati ini menjadi cahaya Allah.

Islam menyebut bahwa melalui hati inilah manusia menemukan kesadaran ketuhanannya yang nantinya akan mempunyai segi konsekuensial pada kesadaran moral dan sosialnya. Kesadaran yang disebut ketakwaan ini tumbuh dalam hati. Sebaliknya, dosa dan kekafiran juga berkembang dalam hati.

Islam menegaskan bahwa manusia itu pada dasarnya baik. Pelihara saja itu, tidak usah ditambahi dan dikurangi. Meminjam istilah Dante Alegieri dalam bukunya Divina Comedia, menurut Islam manusia itu dilahirkan dalam fitrah yang suci. Seorang bayi, hidup dalam alam paradiso (kalau mati langsung ke surga). Dalam perkembangan selanjutnya-dalam istilah keagamaan- karena kelemahannya sendiri, sang bayi yang tumbuh pelan-pelan menjadi dewasa ini lalu tergoda, karena tarikan kehidupan dunia, sehingga sedikit demi sedikit ia masuk ke alam inferno, yaitu “neraka dunia” (metafor untuk mereka yang menjauhi diri dari suara hatinya yang suci). Karena dosa, hatinya pun menjadi kotor.

Kemudian, dalam suatu keadaan yang disebut penyucian, manusia dilatih kembali untuk lepas dari inferno-nya, dari neraka dirinya. Inilah proses ke alam porgatorio, alam pembersihan diri, dimana akan terbuka kembali alam kefitrahannya. Pada dasarnya, setiap manusia dilahirkan dalam kefitrahan ini. Sebenarnya, fitrah ini bukanlah sesuatu yang didapatkan, tetapi sesuatu yang “ditemukan kembali”. "Maka hadapkanlah wajahmu benar-benar kepada agama, menurut fitrah Allah yang atas pola itu Dia menciptakan manusia. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah, itulah agama yang baku, tetapi kebanyakan manusia tidak tahu." (Q. s. al-Rûm. 30:30).

Lawan dari fitrah ini adalah dosa. Apa itu dosa? Al-Quran menyebut orang yang berdosa itu sebagai dzalim. Secara harafiah, dzalim artinya orang yang menjadi gelap. Dosa dalam bahasa Arab, dzulmun, kegelapan, artinya membuat hati yang gelap (suara hati yang tertutup). Kalau seseorang banyak berdosa, maka hati (suara hati)-nya tidak lagi bersifat nuraniy (bersifat cahaya), tetapi sudah dzulmaniy.

Kata dzulmani ini sebagai lawan dari nurani, supaya kita tahu bahwa tidak semua orang itu mempunyai hati nurani atau suara hati. Hanya orang baik saja yang mempunyai hati nurani, sedangkan orang jahat hatinya tidak lagi bernurani. Hati jahat sudah menjadi dzulmaniy, menjadi gelap, sehingga tidak lagi peka terhadap apa itu baik dan buruk, benar dan salah. Dalam keadaan gelap inilah ada kesengsaraan, muncullah malapetaka kerohanian, akibat ketidaktahuan diri. Orang yang berdosa adalah orang yang tidak mengenal dirinya, orang yang lupa akan dirinya. Orang yang membungkam suara hatinya, untuk menyenangkan hawa-nafsunya.

Ada Hadits "Barang siapa yang tahu dirinya, maka dia tahu Tuhannya". Hadits ini mengungkapkan bahwa ada orang yang tahu diri, dan ada orang yang lupa diri. Memang, tidak berarti bahwa tahu diri, berarti tahu Tuhan, tapi ini penting untuk suatu simbolisasi, tentang siapa diri kita ini, yang bisa kita kenal melalui introspeksi atau mawas diri (ihtisab). Dengan itu, kita akan mengalami peningkatan kualitas kemanusiaan kita sedemikian rupa, sehingga kita seolah-olah tahu Tuhan (ihsan). Dalam diri orang yang ihsan inilah ada kecemerlangan suara hati.

Konsep fitrah dalam Islam pada dasarnya menyangkut konsep tentang manusia yang utuh secara keagamaan, seseorang yang suara hatinya berfungsi secara optimum. Jika manusia merindukan fitrahnya, merindukan suara hati sejatinya, maka sebenarnya ini adalah kerinduan manusia kepada “kesempurnaannya”. Agama menyebut, manusia akan utuh, apabila dia mencerminkan sifat-sifat Ilahi dalam dirinya, apabila dia memenuhi perintah Allah. Sebaliknya, bagi orang yang lupa kepada Tuhan, maka dia tidak mungkin akan menjadi manusia yang utuh. Dia menjadi manusia yang “terpecah” dari akar primordialnya, kefitrahannya, yang menjadikan suara hatinya pun tidak berfungsi. Read More......

KETIKA.......

Pada beberapa hari terakhir, banyak tersiar berita bahwa krisis pangan sedang melanda beberapa kawasan di dunia. Yang membuat heran, Indonesia bukan hanya terimbas krisis pangan, juga krisis energi, krisis ekonomi, dan masih banyak stock krisis yang belum terjadi.

Ketika banyak tenaga kerja yang sedang membutuhkan pekerjaan, beberapa empasan badai datang dari dunia usaha bahwa mereka akan hengkang ke negara lain di kawasan Asia Pasific, jika pemerintah RI tidak becus mengurus pasokan energi (baca listrik).

Ketika banyak tanaman pangan gagal panen karena serangan hama, banyak petani menjerit karena pupuk langka. Jika sudah demikian, tudingan terarah pada user (baca lagi : petani). Pupuk langka karena pemakaian para petani dalam aplikasi pemupukan melebihi aturan dari pemerintah tentang pupuk berimbang, sehingga pasokan yang sedianya bisa untuk kawasan tertentu secara merata, akhirnya hanya akan terkumpul atau dipakai oleh segelintir petani saja.

Ketika sebagian ibu-ibu rumah tangga secara rela mengganti minyak tanah ke gas (lha, ini suatu planning bisnis yang yahud dari wapres kita), tiba-tiba harga gas naik lagi (walaupun untuk ukuran 3 kg belum ada kenaikan, tapi yakinlah sebentar lagi pasti akan mengekor juga).

Ketika anak-anak kita mulai menapaki bangku sekolah lagi, ketika itulah aku tersadar, apa masih perlu kupertahankan loyalitas pada bangsaku ? Karena bangsa menurutku adalah sekumpulan orang-orang yang berada pada suatu negara. Untuk negaraku, loyalitasku tak perlu dipertanyakan. Tapi demi bangsaku yang sekarang ? Nanti dulu........ Read More......

Selasa, 15 Juli 2008

HIDUP ITU TIDAK PERNAH MERUGI, JADI

Satu hal, sering kali orang (termasuk saya) mengatakan.... 'Wah...kemarin saya untung...
tapi hari ini rugi'....
Kemarin saya beruntung.... Tapi hari ini sial' dan orang tersebut (termasuk saya), merasa sedih...kecewa... dengan kerugian atau kesialan tersebut!
Tapi sebetulnya kalau kita cermati, dalam hidup sebetulnya kita tidak pernah merugi ....Allah s.w.t tidak pernah berkehendak kita merugi ataupun sial..... Allah senantiasa selalu memberi kita keuntungan atas segala hal yang kita usahakan. Hanya keuntungan tersebut bisa bersifat tangible (kasat mata), bisa juga bersifat in-tangible (tidak kasat mata). Dalam hal-hal yang kita usahakan, kita bisa mendapatkan dua-duanya.... tapi bisa juga Cuma salah satu saja! Tapi yang jelas :

tidak mungkin dua-duanya luput!

Contohnya :
Seorang pengrajin yang bekerja keras, dengan sepenuh hati, sepenuh kecintaan membuat meja pesanan seseorang, ternyata setelah dihitung-hitung ongkos produksi vs. Harga jual; dia mengalami kerugian.
Secara finansial (tangible) memang benar merugi, tapi dia pasti mendapatkan keuntungan yang intangible. Karena meja yang dibuatnya dengan tekun, sepenuh hati, sepenuh kecintaan, telah menimbulkan kekaguman bagi sang pembeli, telah menimbulkan respek dari sang pembeli terhadap pengrajin tersebut, dan besar kemungkinan si pembeli akan merekomendasikan orang-orang yang dikenalnya untuk juga memesan barang-barang kepada si pengrajin tersebut! Jadi, untuk usahanya besok, justru bisa mendatangkan keuntungan yang bersifat tangible maupun intangible, asal si pengrajin tersebut tetap bekerja dengan kualitas hati dan pikiran yang sama baiknya. Apalagi bila menjadi lebih baik lagi!
Atau contoh lainnya :
Seorang Istri yang telah berusaha sebaik-baiknya, dengan sepenuh hati untuk menjadi istri yang baik bagi suami-nya, namun ternyata mendapatkan perlakuan yang tidak layak bagi suaminya. Secara hitungan matematis, sepertinya merugi! Tapi kalau sang istri tersebut menerimanya dengan segenap kelapangan, maka dia akan menerima keuntungan yang luar biasa dari segala upayanya tersebut : Dia akan menjadi seorang istri yang lebih sabar,lebih kuat, lebih bijak, daripada orang kebanyakan!
Jadi, sangat benar sekali firman Allah s.w.t yang mengatakan bahwa "Sungguh, bagi orang-orang yang beriman, tidak akan pernah merugi!!" Read More......

Minggu, 13 Juli 2008

Kecil, Tetapi Termakna

Handpone berbunyi. Alunan tembang I'tirof by Snada memecah kesunyian sore. Wah, dari Big bos. Di seberang suara Big bos minta tolong untuk di jemput di Bandara. Maklum, saat itu mobilnya kebetulan saya bawa.

Sepanjang perjalanan dari bandara, ada suatu cerita menarik yang saya dengarekan dari my bos.

Setelah pengumuman dari attendant bahwa dalam beberapa menit lagi pesawat akan landing di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta, para penumpang hari itu mempersiapkan diri untuk berkemas . Roda pesawat terasa menyentuh ujung landasan. Pendeknya jalur runway Adisutjipto membuat hati miris ketika pesawat tak jua kunjung berhenti. Mungkin sebagian penumpang teringat tragedi beberapa waktu lalu, ketika GA 200 nyelonong mencium luar ujung landasan. Tetapi, sore itu alhamdulillah pesawat landing tanpa ada gangguan.

Perlahan tapi pasti, terasa badan pesawat mulai membelok memasuki pelataran peron parkir di sebelah selatan ruang tunggu penumpang. Semua penumpang siap-siap turun. Saat itulah, ketika para penumpang berebut mengambil bagasi di kotak bagasi yang terdapat di atas tempat duduk, sesosok pria berpakaian sewarna antara celana dengan kemejanya, dan di tengah krah yang melingkar di leher terdapat kain putih membentuk kubus kecil, perlahan berdiri dan membuka kotak bagasi di atasnya. Saat para penumpang berebut untuk mengambil barangnya sendiri, si pria tadi membuka bagasi, dan mengambil sebuah tas, yang mungkin miliknya sendiri. Tetapi, bukan. Dengan halus dia berkata "Maaf, ini punya siapa ? mari, silahkan". Tidak berhenti sampai disitu. Dia beranjak ke tas berikutnya sambil berkata " Silahkan, silahkan".
"Mari, ini tas siapa, silahkan"
begitu seterusnya, dia memberikan tas yang dapat dia rengkuh untuk diberikan kepada masing-masing pemiliknya, yang menunggu sambil harap harap cemas (padahal, tidak mungkin khan, kalau para pemilik tas itu akan terikut pesawat terbang lagi ? Seperti di bus saja, kalau tidak segera turun di terminal, kemungkinan akan terikut bus berangkat lagi). Subhanallah....
Bahkan dia ternyata tidak menenteng sebuah bagasipun ketika keluar dari pesawat..!!!

Bagaikan merasa tetesan embun yang sejuk ketika mendengarkan cerita ini. Suatu nilai Islami yang patut untuk direnungkan dalam hati. Tetapi, sayang..., mengapa justru si pria dengan baju sewarna dan krah melingkar dileher dengan kain putih kecil sebesar kubus berukuran 3 x 3 cm yang memaknai nilai Islami itu semua? Subhanallah..... Read More......

Jumat, 11 Juli 2008


Management Carrefour vs Management "mbok Ngatmini"


Pagi menyapa. Rasanya masih sayang untuk membuang jauh selimut yang membungkus. Jam menunjukkan pukul 7.30. Wah,.... enak juga tidur habis Subuh, biarpun kata pak Kyai yang dulu mengajari ngaji waktu masih kecil, bahwa tidur pagi akan membuang banyak rizqi (sampai saat ini saya kok juga belum "ngeh" menemukan korelasinya?). Tapi setelah kuingat ingat, saya itu bisa ngaji sudah mahasiswa. Itupun karena "ada misi khusus". Tapi, syukurlah. Mungkin disinilah Hidayah-Nya.
Pagi ini banyak kerjaan kiantor yang harus segera kukejar (emang lari ?). Ah, yang penting bangun dulu, kerjaan urusan belakangan. Susu coklat panas mengepul di meja makan. Sudah menjadi kebiasaan, "mantan pacar" selalu menunggu di seberang meja, minimal mengharuskan susu itu habis kuminum sebelum berangkat kerja. Dulu pernah kuberi alasan terlalu banyak minum susu pagi hari bisa cepet ngantuk. Eh, malah lain hari diganti susu kuda liar SUMBAWA. Sudah mahal harganya, kalau ingat kudanya itu saja sudah membuat turun selera. Apalagi teringat orang yang memerah susunya. Makin nggak tega minum. Membayangkan orang berlari-lari ngos-ngosan mengejar kuda liar yang tidak mau "susunya" disentuh (kecuali sama sesama kuda barangkali). Maka dari itu, pelajaran pagi yang kudapat waktu minum susu kuda liar sumbawa adalah: mengapa harga susu kuda liar sumbawa itu mahal ? Karena pemerahnya memerah susu sambil lari.....


Sambil driving, kuarahkan mobil menuju tempat sarapan favorit di Jogjakarta. Depan ex-Ambarukmo Hotel selatan jalan agak ke timur. Di sebelah barat sebuah wisma yang kalau dilihat dari bangunannya sebenarnya sudah akan bangkrut. Berani bertaruh, justru bangunan lama itulah yang mungkin banyak menarik minat orang untuk bermalam di dalamnya. Seakan bermalam di "Losmen" TVRI tahun 80an, tapi tidak ada Pak Broto, Bu broto, mBak Pur, maupun Tarjo. Di depan wisma ada gerobak rokok merek tertentu yang bukan cuma menjual rokok tertentu itu saja. Ini sales rokok tertentu itu kena tipu. Di sebelah wisma agak ke timur ada bangunan yang berisi orang-orang yang mengakunya abdi negara. Tembok setinggi setengah meter dicat selang seling putih biru. Entah apa artinya. Tapi menurutku akan lebih ramai jika diganti pink. Ada gambar bunganya lagi... Apalagi bikini. Di dalam bangunan yang pagar setengah meternya bercat selang seliung biru putih itu banyak orang yang memakai seragam seperti warna wereng coklat. Untuk bisa mengenakan seragam seperti wereng coklat itu banyak yang harus kehilangan sawah, rumah, sertipikat tanah, dan terakhir pasti kehormatan. Teringat Andrea Hirata, pelajaran kedua hari itu adalah : jangan membeli seragam seperti wereng coklat, karena harganya mahal. Kenapa mahal ? Karena kalau dipikir secara jujur, untuk membeli seragam itu jika dihitung dengan pendapatan rata-rata penduduk Indonesia, kita harus menabung selama 30 tahun. Nah lho...


Memasuki warung sebelah barat kios rokok di depan wisma tadi, langsung disambut semerbak aroma wangi, gurih dan akrab di ujung-ujung saraf pembau ini. Bakwan goreng, pia-pia, ote-ote dan apalah namanya, yang pasti bentuk, susunan kimia, dan teksturnya sama dengan setumpuk terigu goreng yang dicampur dengan kobis, irisan wortel serta sedikit bumbu-bumbunya. Saling menindih, menumpuk diatas piring menggoda siapapun untuk segera mencomotnya. Satu. Dua juga boleh. Atau tiga malah... Yang penting bayar.


Sepiring nasi pecel asli Jawa Timur. Karena mbok Ngatimin ini asli Magetan, rasa pecelnya tidak jauh berbeda dengan pecel madiun asli. Dinding warungnya pun hanya terbuat dari seng yang dicat aqua blue. Jika pagi, banyak sepeda motor yang berjajar di depan warung selatan jalan depan Ex- Ambarukmo Hotel itu. Tukang parkirnya saja, kalau mau dihitung pendapatannya mungkin perhari bisa lebih banyak dari orang orang yang berseragam seperti wereng coklat itu. Karena mas parkir ini tidak perlu ngos-ngosan menabung atau mencicil malah, untuk kembalikan modal agar bisa mamaki seragam wereng coklat. Cukup pakai seragam orange menyala. Beres. Meja berbentuk "L". Mulai dari tempe goreng sampai dengan telur puyuh tusuk terhampar diatas meja. Sering saya temui sejumlah manajer yang juga rela antri sarapan disitu. Disinilah, tercipata apa yang tersirat dalam iklan minuman teh merek tertentu. "Apapun itu, minumnya teh B**** ****o". Membaur, saling menyapa, berbagi (kursi), dan tidak akan ada orang yang marah jika keningnya kena sikut orang lain, karena sempitnya ruang. Ciri khas utama dari warung ini adalah penjualnya, mBok Ngatmini. Dia tidak akan pernah memakai bahasa Jawa "kromo Inggil" (bahasa Jawa halus untuk menghormati orang yang lebih tua, lebih tinggi derajatnya atau orang yang memang gila hormat). Ya, tanya seperti dengan sejawat. Tanpa tedeng aling aling. Apalagi pakai buka kutang segala.


Nah, di akhir prosesi sarapan inilah yang paling menakjubkan. Manajer Carrefour-pun harus perlu belajar pada mBok Ngatmini. Manager yang lulusan luar negeri, dalam negeri, ataupun ekonom tulen tetep masih harus belajar cara pelayanan (customer service) pada mbok Ngatmini ini. Bahkan para Anggota DPR itu. Kasus : jika kita belanja di Carrefour, sering waktu membayar di kassa, ditanya "yang uang kecil ada, pak". Itu kalau kita belanja Rp. 23000 dengan pembayaran memakai uang Rp. 50000. Sepertinya sepele, tetapi bagi pelanggan hal itu sangatlah menyebalkan. Wong memang niat kita akan membayar memakai pecahan 50000an, hak kita khan? Belum lagi jika kembalian ditukar dengan permen. Bukan hanya di Carrefor. Yang sering di Indomaret.


Di warung mBok Ngatmini, jika selesai makan habis 5300, dan kita membayar dengan 50000an, tanpa basa basi dia akan memberi kembalian sebesar 44700, pas. Tanpa embel-embel yang macam-macam. Juga tanpa permen. Apalagi pulsa. Pernah saya coba. Membayar dengan 100.000an. Makan habis 5300. Sama saja. Tanpa embel-embel. Tanpa basa basi. Kembalian pas. Justru saya kasih permen ke mBok Ngatmini. Karena Batuk.


Nah, lebih elegan mana manager Carrefour, Indomaret, Alfamart, Alfa, Matahari, Hero, Giant yang mendidik para kasir dengan ilmu-ilmu training teruji yang diakui dunia dengan managemen mBok Ngatmini, warung pinggir jalan asli Magetan ?


Pelajaran ketiga : Kalau ingin jadi Manager, mari..., sarapan ke warung Pecel depan Ex-Ambarukmo..





Read More......