Mutiara Hari Ini

""BANGKITLAH NEGERIKU,INDONESIA. HARAPAN ITU MASIH ADA. BERJUANGLAH BANGSAKU JALAN ITU MASIH TERBENTANG"

AGRONOMIC TRICKS

Bagaimana Agar Efisien Dalam Pemakaian Benih Padi ?

1. Siapkan Lahan semai kira-kira seperduapuluh dari luas areal tanam. Contoh : KAlau lahannya seluas 1000 m2, maka kebutuhan semai benih adalah cukup 50m2.
2. Sebarkan pupuk dasar SP-36 atau pupuk merk lain yang berkomponen inti phospat. Berfungsi untuk memperkuat dan merangsang pertumbuhan akar.
3. Kemudian sebarkan abu dapur/ pasir tipis-tipis di permukaan lahan semai. Dimaksudkan agar tanah tidak bantat, sehingga benih mudah untuk dicabut ketika masih berumur muda.
4. Kemudian sebarkan benih padi dengan kerapatan yang agak lebar ( jarang).
5. Biasanya umur 15-21 hari (bandingkan dengan kebiasaan petani yang cabut benih umur 25-35 hari) setelah sebar benih sudah siap cabut. Jangan terlalu tua,karena akar akan terlanjur menyebar.
6. Tanam satu per satu. Tidak perlu 3 - 5 tanaman perlubang. Sehingga kebutuhan benih lebih hemat.

Selamat mencoba.....


Rabu, 13 Agustus 2008

Bukan hanya Hewan yang KARNIVORA

Dari : Trubus Magazine


Keindahan daunnya yang berwarna kuning, jingga, ungu, dan hijau benar-benar memanjakan mata. Pantas bila Robert Schomburgk, pembuat peta yang disewa pemerintah Inggris, takjub saat menyaksikan hamparan heliamphora di rawa-rawa di kaki Gunung Roraima, Guyana. Tak hanya ia yang kepincut si daun terompet. Warga Eropa pun berlomba-lomba membudidayakannya sejak Schomburgk memboyongnya ke Benua Biru pada 1838.
Bagi para pencinta tanaman hias, keindahan heliamphora mengundang kagum. Namun, buat serangga keindahannya justru mengundang maut. Aroma gula nektar yang menguar dari tepi daun benar-benar menggiurkan sehingga mereka tak sanggup menahan hasrat untuk hinggap.
Sayang, begitu menjejakkan kaki, bukan manisnya gula yang didapat. Lapisan lilin di permukaan daun membuat serangga tergelincir akibat licin. Sang serangga pun terjerembap ke dasar daun berbentuk corong. Cairan di dalamnya menjadi pencabut nyawa. Kandungan asam alami cairan itu mengoyak dan mengurai tubuh mereka menjadi nutrisi.Lembap
Heliamphora terpaksa berbuat 'kejam' karena hanya dengan begitulah ia bertahan hidup di alam. Maklum, ia hidup di daerah dingin dan habitat miskin hara. Anggota famili Sarraceniaceae itu tumbuh subur di ketinggian 2.000-3.000 m dpl dengan temperatur 15-28oC. Di habitat aslinya di dataran tinggi Guyana, hujan mengguyur hampir setiap hari. Kelembapan di kawasan bekas jajahan Inggris itu mencapai 80-100%. Itulah sebabnya heliamphora sulit dibudidayakan.
Namun, bagi para pencinta tanaman hias, kesulitan itu justru menjadi tantangan. Asalkan bisa meniru habitat aslinya di alam, heliamphora terhindar dari ancaman kematian. Salah satunya dengan menjaga kelembapan media. Gunakanlah media yang dapat mengikat air.
Meskipun menyukai kondisi lembap, bukan berarti heliamphora betah di media yang tergenang. Ia membutuhkan media yang memiliki drainase baik. Untuk menjaga kelembapan, siram tanaman minimal sekali sehari atau simpan di rumah tanam yang dilengkapi sistem pengabutan sehingga tingkat kelembapannya dapat diatur.
Heliamphora sangat sensitif terhadap kualitas air. Di habitat aslinya di alam, ia memperoleh pasokan air dari mata air pegunungan yang jernih dan air hujan yang tidak mengandung banyak nutrisi dan mineral. Air yang mengandung klorin seperti di rumah-rumah dapat menyebabkan tanaman keracunan. Apalagi bila air yang digunakan tercemar zat-zat kimia berbahaya.
Zat beracun itu merusak sistem perakaran sehingga menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, air hujan satu-satunya pilihan untuk menyiram heliamphora di luar habitat. Para pekebun dapat menempatkan beberapa tong atau membuat kolam penampung air hujan di sekitar rumah tanam. Media asam
Seperti tanaman karnivora lainnya, heliamphora hidup di tanah miskin hara dan asam. Berdasarkan pengalaman, media yang cocok untuk heliamphora adalah campuran humus, sphagnum moss hidup, perlit, dan vermikulit dengan perbandingan seimbang. Perlit adalah batu yang mengandung silika. Perlit yang dihancurkan menjadi butiran-butiran sebesar biji kedelai kerap dijadikan media tanam dalam budidaya hidroponik. Batu itu berperan meningkatkan aerasi dan pengikat air yang baik. Begitu juga dengan vermikulit.
Komposisi seperti itu juga mencegah media menjadi padat bila dibudidayakan dalam pot. Dengan begitu perakaran tetap leluasa tumbuh. Kondisi sebaliknya terjadi bila hanya menggunakan humus. Media lama-kelamaan menjadi padat. Pada kondisi lembap dapat menyebabkan akar busuk.
Para pekebun tak perlu repot-repot memberi pupuk. Seperti tanaman pemangsa serangga lainnya, heliamphora tidak memiliki sistem perakaran yang mampu menyerap air dan mineral pada media yang mengandung nutrisi tinggi. Ia mengandalkan nutrisi dari hewan yang terjebak dalam daun berbentuk corong.
Lantaran hidup di dataran tinggi, heliamphora sangat peka terhadap temperatur. Ia tumbuh subur bila suhu pada siang hari maksimal 20-25oC. Tanaman karnivora rawa itu tidak mengalami dormansi seperti kerabatanya darlingtonia dan sarracenia. Ia tumbuh sepanjang tahun. Tanaman dewasa berbunga setiap interval 6-12 bulan.
Di habitat aslinya di dataran tinggi Guyana, heliamphora hidup di alam terbuka tanpa naungan pepohonan. Karena itulah kerabat sarracenia itu menyukai terpaan sinar matahari langsung. Cahaya yang cukup membuat tanaman itu tampil prima. Daun-daunnya memunculkan warna yang mencorong seperti merah, kuning, dan ungu. Bila kekurangan cahaya, pertumbuhan daunnya memanjang atau meliuk-liuk seperti spiral. Warnanya pun hanya hijau dan pucat.Terarium
Agar heliamphora tumbuh subur dan penampilannya istimewa, para hobiis di Eropa lebih suka membudidayakannya di dalam terarium dan menempatkannya di ruangan sejuk. Mereka menggunakan lampu neon sebagai sumber cahaya. Para pekebun di negara-negara beriklim sedang membudidayakannya di dalam rumah tanam di antara tanaman karnivora lainnya seperti sarracenia, darlingtonia, drosera, dan pinguicula.
Meskipun hanya ditanam di atas campuran humus dan disiram dengan air hujan, heliamphora tetap rajin berbunga. Beberapa pekebun berhasil memperbanyak dari biji untuk memperoleh tanaman yang adaptif di luar habitat. Sayangnya para pekebun mesti sabar menanti hingga 4 tahun sampai tanaman tumbuh dewasa.
Heliamphora juga dapat diperbanyak secara vegetatif. Tanaman dewasa biasanya menghasilkan anakan sehingga membentuk rumpun. Rumpun dipisah dengan cara memotong bagian perakaran.
Budidaya heliamphora tentunya sangat berarti bagi pelestarian tanaman itu walaupun keberadaannya di alam masih melimpah. Lokasi habitat yang jauh dari jangkauan manusia menyelamatkannya dari kepunahan. Dengan begitu, keindahan heliamphora dapat dinikmati tanpa resah mereka akan punah.*** Read More......

Minggu, 10 Agustus 2008

Hama Penyakit Tanaman Jagung

Hama dan penyakit penting pada tanaman jagung adalah: Hama. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein) Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh. Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji tumbuh dan tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-lain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung sampai tanaman berumur tanaman ± 3 minggu. Sebenarnya lalat bibit ini akan efektif pencegahannya bila sebelum tanam, benih di-tretment (diberi insectisida) dulu. Biasanya memakai merk pasaran Gaucho atupun Confidor. Ulat Agrotis (agrotis Sp ) , Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas dengan cara mencari dan membunuh ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam tanah atau sebelum ditanami, tanah diberi insektisida terlebih dahulu. Ulat daun (Prodenia litura F). Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan. Pemberantasan agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti terdapat pada serangan lalat bibit. Penggerek daun (Sesamia inferens WLK). Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga. Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW) Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala pertama terlihat dan jangan sampai terlambat. Ulat tongkol (Heliothis armigera), Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 - 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00 Penyakit: Penyakit terpenting pada jagung adalah penyakit bulai, atau downy mildew (Sclerospora maydis Palm). Tanaman yang terserang- daun-daunnya herwarna kuning keputih-putihan bergaris-garis klorotis sejajar dengan arah urat daun. Pada bagian bawah daun terdapat Konidia berwarna putih seperti butiran-butiran tepung: Menyerang tanaman.muda sampai umur ± 45 hari. Serangan pada tanaman semasa kecil sering mengakibatkan kematian: Serangan pada tanaman yang lebih besar mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak sempurna. Pemberantasan , dengan fungisida atau bahan kimia lain yang efektif sampai saat ini belum diketemukan. Usaha pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang dan menanam kembali dengan varitas yang tahan. Dewasa ini terdapat beberapa. varitas yang tahan seperti DMR.S, DMR:3, dan beberapa varitas-hasil persilangan yang masih dalam pengujian (Harapan, DMR dan sebagainya). 2. Penyakit-penyakit penting yang terdapat pada jagung di antaranya adalah becak daun (Helminthosporium sp) dan karat daun (Puccinia sorghi Sehw). Read More......

Jumat, 08 Agustus 2008

KETIKA BINGUNG DENGAN PADI HIBRIDA

Yang khas dari padi hibrida:1. Warna benih kelihatan KUSAM2. Harga lebih mahal3. Ketika di"kum" banyak yang mengapung, wajar karena efect "perahu" (hayo, siapa yang bisa kasih penjelasan..?) tetapi yang mengapung itu nanti tetap tumbuh. Jangan dibuang...4. Tanam cukup satu persatu (kalau jagung istilah kerennya "one seed per hole")5. Peningkatan hasil bisa mencapai 20% (tergantung varietas, kondisi tanaman dan pemeliharaan) Read More......

Rabu, 06 Agustus 2008

Lagi, Tentang Padi Hibrida

Posting from: setyo.budi.tamtomo@gmail.com

Periode kritikal padi hibrida ternyata yg selama ini byk petani salah kaprah saat akan berbunga performa padi hibrida menunjukkan gejala menguning seperti terserang penyakit. Biasa petani sudah bingung dengan menyemprot berbagai macam fungisida dll.. Ternyata memang ini ciri khas padi hibrida seperti itu. Cara yg tepat menanganinya adalah dgn mengeluarkan air dari lahan(dikeringkan 2 hr, kemudian diberikan pupuk trus diairi lagi) kurang lebih satu minggu sudah akan normal seperti biasa dan dgn cara seperti inilah potensi hasil yg diharapkan dr padi hibrida bisa keluar. Read More......

Selasa, 05 Agustus 2008

KEKAGUMAN SEORANG SUAMI

Co-Pas from setyo.budi.tamtomo@gmail.com (Mr. GT Syngenta)

Suatu malam Nita terbangun
dan melihat suaminya sedang berdiri
disisi boks bayi mereka.

Nita belum pernah melihat
ekspresi wajah suaminya
seperti itu sebelumnya.

Kadang-kadang tersenyum sambil
menggelengkan- gelengkan kepala,
tampak kagum...,
lalu seperti terharu,
terus menarik nafas panjang dan seterusnya.

Diam-diam air mata menetes
di kedua mata Nita.
Ia tak menyangka
suaminya akan mengagumi bayi
mereka seperti itu.

Nita menghampiri suaminya,
memeluknya dan setengah memancing bertanya,

"Mas, apa sih yang Mas pikirkan?"
"ini, aku benar-benar nggak habis pikir,

boks seperti ini aja kok ya harganya sampai tiga juta !

Guedubraakkkk.............**##%@%#!!!???


No virus found in this incoming message.Checked by AVG - http://www.avg.comVersion: 8.0.138 / Virus Database: 270.5.12/1591 - Release Date: 8/4/2008 Read More......

Mungkin berguna.....

Untuk mendapatkan produksi padi hibrida sesuai dengan potensinya, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur merekomendasikan agar budidayanya dilakukan secara intensif dengan
menerapkan paket teknologi anjuran sebagai berikut.
Benih dan Persemaian
Benih padi hibrida hanya dapat digunakan untuk satu kali tanam. Artinya, setiap kali menanam petani harus menggunakan benih baru dan bersertifikat. Penggunaan benih padi hibrida yang dianjurkan 15-20 kg/ha untuk sistem tanam tegel. Jika menggunakan sistem tanam jajar legowo, kebutuhan benih lebih banyak + 30% atau 4,5 - 6 kg/ha.
Ada 31 varietas padi hibrida yang dianjurkan dan sudah dilepas oleh Departemen
Pertanian sampai tahun 2008. Di antaranya adalah Intani, Rokan, Maro, Longping, Arize Hibrindo, HIPA3, SL 11 SHS, ADIRAS 64 dan PP-1.
Persemaiannya dengan menggunakan sistem basah: lahan diolah dalam kondisi macak-macak, kemudian dibuat bedengan setinggi 5 cm. Lahan persemaian harus sudah siap, paling lambat sehari sebelum sebar benih. Untuk setiap 1 kg benih dibutuhkan lahan persemaian seluas 20 m2
atau 300 - 400 m2 untuk penanaman seluas satu ha.
Selanjutnya benih direndam dalam larutan Te******** 20 ppm, selama 12 - 24 jam, kemudian ditiris di tempat yang aman hingga berkecambah 1 mm, kemudian
disebar merata dengan kepadatan 1 kg benih per 20 m2 lahan atau setara dengan kepadatan sebar 50 - 75 gr/m2.
Sehari sebelum sebar, persemaian dipupuk SP 36 sebanyak 5 gr/m2 dan KCI 5 gr/m2. Setelah persemaian umur 10 hari, tambahkan pupuk Urea 10 gr/m2 luas persemaian. Sehari setelah sebar hingga hari ke tujuh, masukkan air pada pagi hari hingga ketinggian 5 cm dan keluarkan air pada sore hari. Kemudian pada hari kedelapan dan seterusnya, ketinggian air di jaga 2-5 cm.
Setelah bibit umur 15-18 hari setelah sebar atau setelah berhelai daun 5-6 helai, bibit dipindah tanaman di lahan penanaman. Secara periodik dilakukan pengamatanterhadap kemungkinan adanya organisme pengganggu tanaman (OPT). (Dari berbagai sumber)
Read More......