Mutiara Hari Ini

""BANGKITLAH NEGERIKU,INDONESIA. HARAPAN ITU MASIH ADA. BERJUANGLAH BANGSAKU JALAN ITU MASIH TERBENTANG"

AGRONOMIC TRICKS

Bagaimana Agar Efisien Dalam Pemakaian Benih Padi ?

1. Siapkan Lahan semai kira-kira seperduapuluh dari luas areal tanam. Contoh : KAlau lahannya seluas 1000 m2, maka kebutuhan semai benih adalah cukup 50m2.
2. Sebarkan pupuk dasar SP-36 atau pupuk merk lain yang berkomponen inti phospat. Berfungsi untuk memperkuat dan merangsang pertumbuhan akar.
3. Kemudian sebarkan abu dapur/ pasir tipis-tipis di permukaan lahan semai. Dimaksudkan agar tanah tidak bantat, sehingga benih mudah untuk dicabut ketika masih berumur muda.
4. Kemudian sebarkan benih padi dengan kerapatan yang agak lebar ( jarang).
5. Biasanya umur 15-21 hari (bandingkan dengan kebiasaan petani yang cabut benih umur 25-35 hari) setelah sebar benih sudah siap cabut. Jangan terlalu tua,karena akar akan terlanjur menyebar.
6. Tanam satu per satu. Tidak perlu 3 - 5 tanaman perlubang. Sehingga kebutuhan benih lebih hemat.

Selamat mencoba.....


Jumat, 11 Juli 2008


Management Carrefour vs Management "mbok Ngatmini"


Pagi menyapa. Rasanya masih sayang untuk membuang jauh selimut yang membungkus. Jam menunjukkan pukul 7.30. Wah,.... enak juga tidur habis Subuh, biarpun kata pak Kyai yang dulu mengajari ngaji waktu masih kecil, bahwa tidur pagi akan membuang banyak rizqi (sampai saat ini saya kok juga belum "ngeh" menemukan korelasinya?). Tapi setelah kuingat ingat, saya itu bisa ngaji sudah mahasiswa. Itupun karena "ada misi khusus". Tapi, syukurlah. Mungkin disinilah Hidayah-Nya.
Pagi ini banyak kerjaan kiantor yang harus segera kukejar (emang lari ?). Ah, yang penting bangun dulu, kerjaan urusan belakangan. Susu coklat panas mengepul di meja makan. Sudah menjadi kebiasaan, "mantan pacar" selalu menunggu di seberang meja, minimal mengharuskan susu itu habis kuminum sebelum berangkat kerja. Dulu pernah kuberi alasan terlalu banyak minum susu pagi hari bisa cepet ngantuk. Eh, malah lain hari diganti susu kuda liar SUMBAWA. Sudah mahal harganya, kalau ingat kudanya itu saja sudah membuat turun selera. Apalagi teringat orang yang memerah susunya. Makin nggak tega minum. Membayangkan orang berlari-lari ngos-ngosan mengejar kuda liar yang tidak mau "susunya" disentuh (kecuali sama sesama kuda barangkali). Maka dari itu, pelajaran pagi yang kudapat waktu minum susu kuda liar sumbawa adalah: mengapa harga susu kuda liar sumbawa itu mahal ? Karena pemerahnya memerah susu sambil lari.....


Sambil driving, kuarahkan mobil menuju tempat sarapan favorit di Jogjakarta. Depan ex-Ambarukmo Hotel selatan jalan agak ke timur. Di sebelah barat sebuah wisma yang kalau dilihat dari bangunannya sebenarnya sudah akan bangkrut. Berani bertaruh, justru bangunan lama itulah yang mungkin banyak menarik minat orang untuk bermalam di dalamnya. Seakan bermalam di "Losmen" TVRI tahun 80an, tapi tidak ada Pak Broto, Bu broto, mBak Pur, maupun Tarjo. Di depan wisma ada gerobak rokok merek tertentu yang bukan cuma menjual rokok tertentu itu saja. Ini sales rokok tertentu itu kena tipu. Di sebelah wisma agak ke timur ada bangunan yang berisi orang-orang yang mengakunya abdi negara. Tembok setinggi setengah meter dicat selang seling putih biru. Entah apa artinya. Tapi menurutku akan lebih ramai jika diganti pink. Ada gambar bunganya lagi... Apalagi bikini. Di dalam bangunan yang pagar setengah meternya bercat selang seliung biru putih itu banyak orang yang memakai seragam seperti warna wereng coklat. Untuk bisa mengenakan seragam seperti wereng coklat itu banyak yang harus kehilangan sawah, rumah, sertipikat tanah, dan terakhir pasti kehormatan. Teringat Andrea Hirata, pelajaran kedua hari itu adalah : jangan membeli seragam seperti wereng coklat, karena harganya mahal. Kenapa mahal ? Karena kalau dipikir secara jujur, untuk membeli seragam itu jika dihitung dengan pendapatan rata-rata penduduk Indonesia, kita harus menabung selama 30 tahun. Nah lho...


Memasuki warung sebelah barat kios rokok di depan wisma tadi, langsung disambut semerbak aroma wangi, gurih dan akrab di ujung-ujung saraf pembau ini. Bakwan goreng, pia-pia, ote-ote dan apalah namanya, yang pasti bentuk, susunan kimia, dan teksturnya sama dengan setumpuk terigu goreng yang dicampur dengan kobis, irisan wortel serta sedikit bumbu-bumbunya. Saling menindih, menumpuk diatas piring menggoda siapapun untuk segera mencomotnya. Satu. Dua juga boleh. Atau tiga malah... Yang penting bayar.


Sepiring nasi pecel asli Jawa Timur. Karena mbok Ngatimin ini asli Magetan, rasa pecelnya tidak jauh berbeda dengan pecel madiun asli. Dinding warungnya pun hanya terbuat dari seng yang dicat aqua blue. Jika pagi, banyak sepeda motor yang berjajar di depan warung selatan jalan depan Ex- Ambarukmo Hotel itu. Tukang parkirnya saja, kalau mau dihitung pendapatannya mungkin perhari bisa lebih banyak dari orang orang yang berseragam seperti wereng coklat itu. Karena mas parkir ini tidak perlu ngos-ngosan menabung atau mencicil malah, untuk kembalikan modal agar bisa mamaki seragam wereng coklat. Cukup pakai seragam orange menyala. Beres. Meja berbentuk "L". Mulai dari tempe goreng sampai dengan telur puyuh tusuk terhampar diatas meja. Sering saya temui sejumlah manajer yang juga rela antri sarapan disitu. Disinilah, tercipata apa yang tersirat dalam iklan minuman teh merek tertentu. "Apapun itu, minumnya teh B**** ****o". Membaur, saling menyapa, berbagi (kursi), dan tidak akan ada orang yang marah jika keningnya kena sikut orang lain, karena sempitnya ruang. Ciri khas utama dari warung ini adalah penjualnya, mBok Ngatmini. Dia tidak akan pernah memakai bahasa Jawa "kromo Inggil" (bahasa Jawa halus untuk menghormati orang yang lebih tua, lebih tinggi derajatnya atau orang yang memang gila hormat). Ya, tanya seperti dengan sejawat. Tanpa tedeng aling aling. Apalagi pakai buka kutang segala.


Nah, di akhir prosesi sarapan inilah yang paling menakjubkan. Manajer Carrefour-pun harus perlu belajar pada mBok Ngatmini. Manager yang lulusan luar negeri, dalam negeri, ataupun ekonom tulen tetep masih harus belajar cara pelayanan (customer service) pada mbok Ngatmini ini. Bahkan para Anggota DPR itu. Kasus : jika kita belanja di Carrefour, sering waktu membayar di kassa, ditanya "yang uang kecil ada, pak". Itu kalau kita belanja Rp. 23000 dengan pembayaran memakai uang Rp. 50000. Sepertinya sepele, tetapi bagi pelanggan hal itu sangatlah menyebalkan. Wong memang niat kita akan membayar memakai pecahan 50000an, hak kita khan? Belum lagi jika kembalian ditukar dengan permen. Bukan hanya di Carrefor. Yang sering di Indomaret.


Di warung mBok Ngatmini, jika selesai makan habis 5300, dan kita membayar dengan 50000an, tanpa basa basi dia akan memberi kembalian sebesar 44700, pas. Tanpa embel-embel yang macam-macam. Juga tanpa permen. Apalagi pulsa. Pernah saya coba. Membayar dengan 100.000an. Makan habis 5300. Sama saja. Tanpa embel-embel. Tanpa basa basi. Kembalian pas. Justru saya kasih permen ke mBok Ngatmini. Karena Batuk.


Nah, lebih elegan mana manager Carrefour, Indomaret, Alfamart, Alfa, Matahari, Hero, Giant yang mendidik para kasir dengan ilmu-ilmu training teruji yang diakui dunia dengan managemen mBok Ngatmini, warung pinggir jalan asli Magetan ?


Pelajaran ketiga : Kalau ingin jadi Manager, mari..., sarapan ke warung Pecel depan Ex-Ambarukmo..





Tidak ada komentar: