Mutiara Hari Ini

""BANGKITLAH NEGERIKU,INDONESIA. HARAPAN ITU MASIH ADA. BERJUANGLAH BANGSAKU JALAN ITU MASIH TERBENTANG"

AGRONOMIC TRICKS

Bagaimana Agar Efisien Dalam Pemakaian Benih Padi ?

1. Siapkan Lahan semai kira-kira seperduapuluh dari luas areal tanam. Contoh : KAlau lahannya seluas 1000 m2, maka kebutuhan semai benih adalah cukup 50m2.
2. Sebarkan pupuk dasar SP-36 atau pupuk merk lain yang berkomponen inti phospat. Berfungsi untuk memperkuat dan merangsang pertumbuhan akar.
3. Kemudian sebarkan abu dapur/ pasir tipis-tipis di permukaan lahan semai. Dimaksudkan agar tanah tidak bantat, sehingga benih mudah untuk dicabut ketika masih berumur muda.
4. Kemudian sebarkan benih padi dengan kerapatan yang agak lebar ( jarang).
5. Biasanya umur 15-21 hari (bandingkan dengan kebiasaan petani yang cabut benih umur 25-35 hari) setelah sebar benih sudah siap cabut. Jangan terlalu tua,karena akar akan terlanjur menyebar.
6. Tanam satu per satu. Tidak perlu 3 - 5 tanaman perlubang. Sehingga kebutuhan benih lebih hemat.

Selamat mencoba.....


Minggu, 13 Juli 2008

Kecil, Tetapi Termakna

Handpone berbunyi. Alunan tembang I'tirof by Snada memecah kesunyian sore. Wah, dari Big bos. Di seberang suara Big bos minta tolong untuk di jemput di Bandara. Maklum, saat itu mobilnya kebetulan saya bawa.

Sepanjang perjalanan dari bandara, ada suatu cerita menarik yang saya dengarekan dari my bos.

Setelah pengumuman dari attendant bahwa dalam beberapa menit lagi pesawat akan landing di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta, para penumpang hari itu mempersiapkan diri untuk berkemas . Roda pesawat terasa menyentuh ujung landasan. Pendeknya jalur runway Adisutjipto membuat hati miris ketika pesawat tak jua kunjung berhenti. Mungkin sebagian penumpang teringat tragedi beberapa waktu lalu, ketika GA 200 nyelonong mencium luar ujung landasan. Tetapi, sore itu alhamdulillah pesawat landing tanpa ada gangguan.

Perlahan tapi pasti, terasa badan pesawat mulai membelok memasuki pelataran peron parkir di sebelah selatan ruang tunggu penumpang. Semua penumpang siap-siap turun. Saat itulah, ketika para penumpang berebut mengambil bagasi di kotak bagasi yang terdapat di atas tempat duduk, sesosok pria berpakaian sewarna antara celana dengan kemejanya, dan di tengah krah yang melingkar di leher terdapat kain putih membentuk kubus kecil, perlahan berdiri dan membuka kotak bagasi di atasnya. Saat para penumpang berebut untuk mengambil barangnya sendiri, si pria tadi membuka bagasi, dan mengambil sebuah tas, yang mungkin miliknya sendiri. Tetapi, bukan. Dengan halus dia berkata "Maaf, ini punya siapa ? mari, silahkan". Tidak berhenti sampai disitu. Dia beranjak ke tas berikutnya sambil berkata " Silahkan, silahkan".
"Mari, ini tas siapa, silahkan"
begitu seterusnya, dia memberikan tas yang dapat dia rengkuh untuk diberikan kepada masing-masing pemiliknya, yang menunggu sambil harap harap cemas (padahal, tidak mungkin khan, kalau para pemilik tas itu akan terikut pesawat terbang lagi ? Seperti di bus saja, kalau tidak segera turun di terminal, kemungkinan akan terikut bus berangkat lagi). Subhanallah....
Bahkan dia ternyata tidak menenteng sebuah bagasipun ketika keluar dari pesawat..!!!

Bagaikan merasa tetesan embun yang sejuk ketika mendengarkan cerita ini. Suatu nilai Islami yang patut untuk direnungkan dalam hati. Tetapi, sayang..., mengapa justru si pria dengan baju sewarna dan krah melingkar dileher dengan kain putih kecil sebesar kubus berukuran 3 x 3 cm yang memaknai nilai Islami itu semua? Subhanallah.....

Tidak ada komentar: